Muncul Bercak Merah setelah Demam pada Bayi? Jangan Panik, Bunda..

Sponsored Links:

Sponsored Links:

Saat si kecil sakit, Bunda mana yang tidak panik. Tapi, yang paling utama Bunda adalah harus tenang dan mencari solusi pengobatan terbaik.

Sebelum memberi obat-obat an kimia pada si kecil, alangkah baiknya Bunda memperhatikan dulu gejala-gejalanya dan memberi penanganan yang tepat.

Berikut ini pengalaman salah seorang Bunda ketika si kecil sakit yang ditulis di Sebuah Blog Istimewa.

***

Berkali-kali saya menemukan cerita dari para Ibu yang mengeluhkan bayinya muncul bintik merah di tubuhnya pasca demam. Dan tidak hanya sekali dua kali juga yang akhirnya si Ibu panik, ke Dokter, dan oleh dokter diberi obat macam-macam.

Ada yang diagnosa campak, dikasihlah obat campak dan antibiotik.

Ada yang ke dokternya ketika masih demam, lalu diberi anti biotik, setelah minum anti biotik, demam si anak turun. Tapi muncul bintik-bintik merah. Oleh dokter dibilang alergi anti biotik, dan dikasihlah resep alergi.

Mendengar yang seperti itu, saya benar-benar kasihan. Bayi yang usianya belum juga satu tahun harus minum obat kimia bermacam-macam. Dan yang parah lagi, bisa jadi obat itu sama sekali tidak dibutuhkan sang bayi.

Belajar dari pengalaman saya beberapa bulan yang lalu, Haniya demam secara tiba-tiba. Siangnya Haniya masih sangat ceria. Makan dan bermain seperti biasanya. Tapi sore setelah saya mandikan, tiba-tiba badan Haniya panas. Saya cek setiap beberapa menit nampaknya demamnya semakin naik. Hingga akhirnya saya lihat Haniya memang mulai merasa tidak nyaman.

Semalaman Haniya susah sekali tidur. Tidur sebentar, lalu bangun dan menangis. Saya susui sambil tiduran juga tidak kunjung tenang, akhirnya tenang setelah saya gendong semalaman.

Supaya tidak panik, saya mencoba search di google tentang cara-cara mengatasi anak demam. Dan nomor satu yang saya catat : ibu jangan panik. Karena demam hanyalah salah satu cara tubuh bayi untuk memprotect dari penyakit yang sebenarnya.

Dan yang kedua adalah jika bayi sudah mulai gelisah dan tidak nyaman, suhu di atas 38 deracat celcius bisa diberi obat penurun panas. Dan memang penurun panas tidak akan bekerja langsung, tapi butuh beberapa menit sampai demam turun, jadi memang ibu harus sedikit bersabar.

Jika demam mulai turun, bayi akan lebih tenang dan bisa tidur pulas.

Obat penurun panas juga hanya bekerja beberapa jam (biasanya 4-6 jam saja). Setelah itu, suhu tubuh Haniya kembali naik. Kemudian saya kembali memberi obat penurun panas. Begitu terus sampai kira-kira 2 hari.

Jujur saja, saya pun bukan tergolong ibu yang sangat tenang. Kadang panik dan sedih juga melihat si kecil yang biasanya ceria dan lincah, tiba-tiba selalu merengek, minta digendong, tidak mau main, malas makan, dsb. Saya pun beberapa kali jika sudah lebih dari satu malam Haniya sakit juga sudah merengek ke suami untuk membawa ke dokter saja.

Tapi alhamdulillah, dengan berbagai alasan suami saya paling tidak suka berobat ke dokter jika masih bisa ditangani di rumah. Kalau sudah begitu, ya sudah, artinya saya harus lebih sabar, tenang, dan kuat lagi untuk merawat Haniya.

Meski hati sudah benar-benar mendung, kadang juga kelaparan karena tidak sempat memasak, Haniya tidak bisa ditinggal, padahal harus terus menggendong dan menyusui (malah curcol  ). Yang penting bagi saya saat itu adalah menjaga Haniya tetap tenang, nyaman dan tetap waspada juga.

Alhamdulillah, setelah 2 malam demam, hari ke tiga demam tidak naik kembali. Bahagia rasanya, badai hati pun berlalu. Biarlah rumah kembali berantakan, capek kesana kemari mengikuti kemana dia pergi, yang penting adalah Haniya sehat lagi. It’s more than everything.

Demam turun, tapi ternyata muncul bintik merah di dada, leher, punggung Haniya. Menyebarnya lumayan cepat. Tanya bapak ibu di rumah, katanya tidak apa-apa, asal demam sudah turun. Tanya mbah gugel, ketemulah dengan link ini yang menyatakan jenis sakit yang dialami Haniya. Yang kutipannya :

Roselia Infantum, yang di sebabkan oleh virus dan umumnya menyerang bayi pada usia 6 bulan – 2 tahun. Gejalanya ialah demam tinggi selama beberapa hari, kemudian timbul bercak merah pada saat demamnya hilang. Bercak merah itu tidak gatal dan juga tidak menggangu bagi bayi, tapi pengaruh lain bayi mungkin akan menjadi sedikit rewel, mudah capek dan hilang nafsu makan.

Tidak ada pengobatan khusus yang dianjurkan, cukup banyak istirahat dan jangan sampai kurang minum. Bercak merah itu akan hilang dengan sendirinya dalam 1 atau 2 hari.

Ah, lega. Alhamdulillah..

Di sinilah saya berpikir bahwa menjadi seorang ibu harus lebih tenang. Bukan berarti saya menyalahkan dokter. Tapi alangkah bijaknya jika Ibu mencoba mencari tahu lebih dulu, bertanya kepada yang berpengalaman, atau search di internet. Sebab di sebagian kasus, ke dokter artinya bersiap-siap memberikan obat resep dokter yang bisa jadi sebenarnya tidak perlu.

Sponsored Links: