6 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Pada Bayi

Oleh -
Sponsored Links:
Sponsored Links:

6 Cara Ampuh Mengatasi Hidung Tersumbat Pada Bayi


Penyedot Ingus


Ini adalah cara terakhir, jika ingus bayi belum juga bisa keluar dan tetap menyumbat pernafasan bayi, kamu bisa menggunakan penyedot ingus  (nasal aspirator) khusus bayi. Biasanya penyedot ingus bayi ini dijual bebas di apotik. Bentuknya botol karet kecil dengan ujung plastik yang berfungsi sebagai penyedot. Sebelum kamu menggunakan sebaiknya bersihkan bagian ujung plastik yang akan dimasukkan ke hidung bayi dengan kain kasa atau kapas yang sudah diolesi alkohol 70%. Ingat, untuk tidak terlalu dalam memasukkan penyedot ingusnya dan lakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi iritasi pada hidung bayi. Jadi Bu, jangan menyedot ingus bayi dengan cara oral melalui mulut ya. Karena bisa menyebabkan bakteri masuk ke dalam hidung bayi.

Atur Posisi Tidur


Mengatur posisi tidur bayi saat hidung tersumbat juga dapat membantu melegakan pernapasannya.  Tidurkan si bayi  dengan posisi miring karena efektif bila yang tersumbat sebelah (bukan dua lubang hidung). Jadi jika hidung kiri yang tersumbat, ibu bisa memiringkan posisi tidur bayi ke sisi kanan begitu juga sebaliknya. Saat hidung bayi tersumbat usahakan agar posisi kepala lebih tinggi dari badannya dengan memakai bantal.

Pijat Hidung Bayi


Memberikan pijatan lembut dengan tekanan yang ringan pada daerah T ( atas hidung dan alis) dengan menggunakan olesan minyak telon akan membantu melegakan hidung bayi yang tersumbat. Untuk mengeluarkan lendir, kamu bisa memberikan tekanan lembut dengan menggunakan cotton bud atau sapu tangan ke sekitar lubang hidung bayi.  Tapi ingat Bu, jangan terlalu dalam memasukkan cotton bud.

Hangatkan Bayi


Memberikan rasa hangat saat hidung tersumbat akan melegakan pernapasan bayi dan memberikan rasa nyaman. Ibu bisa memandikan bayi dengan air hangat dan menjemur bayi saat matahari pagi. Dengan begitu bayi akan merasa hangat  dan membantu melegakan sumbatan pada hidungnya.

Saat tidur,  sebaiknya ibu mengatur suhu AC sesuai suhu ruangan. Karena suhu AC yang rendah akan semakin membantu hidung bayi tersumbat. Sebelum tidur, kamu juga bisa membaluri tubuh bayi dengan olesan balsam khusus bayi  pada area punggung dan dada sambil dipijat lembut.

Penguapan Alami


Mengatasi hidung tersumbat salah satunya dengan cara inhalasi atau penguapan. Kamu pun bisa melakukan inhalasi alami di rumah dengan cara memberikan uap panas yang telah ditetesi minyak telon. Caranya mudah saja, kamu bisa meletakkan ember kecil berisi air panas  yang sudah ditetesi minyak telon di pojok kamar. Biarkan bayi menghirup uap air panas tersebut karena dapat membantu untuk melegakan hidung tersembut. Ibu juga bisa menggendong bayi dengan posisi telengkup diatas kedua tanganmu dan posisikan wajah bayi berada di atas ember untuk membantu bayi menghirup uap hangat.

Larutan Garam


Air garam sejak dulu dipercaya dapat mencairkan ingus, memperlancar sumbatan pada hidung dan mengembalikan kelembapan alami selaput bagian dalam hidung. Caranya larutkan satu sendok teh garam ke dalam setengah gelas air hangat. Masukan larutan tersebut ke dalam botol semprotan hidung atau kamu bisa gunakan pipet bayi. Teteskan sebanyak dua kali pada kedua hidung bayi. Lakukan minimal 3 kali sehari. Lendir ingus yang encer lebih mudah untuk dikeluarkan.
Sponsored Links:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Mengobatinya

Oleh -
Gambar
Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Mengobatinya Anda mungkin sering menemukan ruam atau bercak yang muncul pada kulit bayi Anda. Walaupun umumnya bukan merupakan masalah yang besar dan relatif gampang diobati, tapi tidak ada salahnya untuk tahu penyakit yang dideritanya. Bayi yang berumur kurang dari satu tahun pasti akan mengalami gangguan pada kulitnya. Kulit yang melapisi tubuh pada dasarnya memang bertugas melindungi tubuh dari semua serangan baik dari sinar matahari, maupun bakteri. Walau demikian, hal ini tidak terjadi begitu saja. Lapisan epidermis kulit membutuhkan kurang lebih satu tahun untuk berfungsi secara efektif. Oleh karena itu, tidak heran penyakit atau infeksi kulit kerap menyerang Si Kecil. Berikut ini beberapa penyakit kulit pada bayi yang sering terjadi: Biang keringat Bentuk biang keringat berupa benjolan kecil berwarna merah yang biasanya terdapat pada wajah, leher, dan punggung. Biang keringat terjadi karena kulit bayi belum bisa mengatur s
Terus membaca

3 TANDA LAHIR DI KULIT BAYI YANG TIDAK BERBAHAYA

Oleh -
Gambar
3 TANDA LAHIR DI KULIT BAYI YANG TIDAK BERBAHAYA Tanda lahir kerap dimiliki oleh semua bayi yang baru lahir. Warna tanda lahir pada bayi juga bervariasi, mulai dari merah muda, merah, kekuningan, kecoklatan, hingga hitam. Ada tanda lahir yang berbahaya, ada juga yang tidak. Yang tidak berbahaya ada di bawah sini : - Salmon patch biasanya muncul di daerah leher, belakang kepala, dahi, dan kelopak mata. Berwarna kemerahan dan akan hilang dengan sendirinya. - Tahi lalat biasa (pigmented nevi) sudah muncul di kulit sejak bayi lahir. Umumnya berwarna coklat sampai hitam dan tidak akan hilang seumur hidup. - Mongolian spot umumnya muncul pada bayi berkulit gelap dan kebanyakan tampak pada punggung bagian bawah dan sekitar bokong. Bentuknya seperti bekas memar, kebiruan, kehitaman, atau kehijauan. Akan memudar setelah bayi mencapai usia prasekolah. source: http://www.ayahb unda.co.id/bayi-g izi-kesehatan/3-t anda-lahir-di- kulit-bayi-yan g-tidak-berbahaya
Terus membaca

Muncul Bercak Merah setelah Demam pada Bayi? Jangan Panik, Bunda..

Oleh -
Gambar
Saat si kecil sakit, Bunda mana yang tidak panik. Tapi, yang paling utama Bunda adalah harus tenang dan mencari solusi pengobatan terbaik. Sebelum memberi obat-obat an kimia pada si kecil, alangkah baiknya Bunda memperhatikan dulu gejala-gejalanya dan memberi penanganan yang tepat. Berikut ini pengalaman salah seorang Bunda ketika si kecil sakit yang ditulis di Sebuah Blog Istimewa . *** Berkali-kali saya menemukan cerita dari para Ibu yang mengeluhkan bayinya muncul bintik merah di tubuhnya pasca demam. Dan tidak hanya sekali dua kali juga yang akhirnya si Ibu panik, ke Dokter, dan oleh dokter diberi obat macam-macam. Ada yang diagnosa campak, dikasihlah obat campak dan antibiotik. Ada yang ke dokternya ketika masih demam, lalu diberi anti biotik, setelah minum anti biotik, demam si anak turun. Tapi muncul bintik-bintik merah. Oleh dokter dibilang alergi anti biotik, dan dikasihlah resep alergi. Mendengar yang seperti itu, saya benar-benar kasihan. Bayi yang usianya be
Klik ini untuk tahu lebih banyak,...